Batu bacan doko dan palamea termasuk 2 jenis batuan Halmahera yang saat ini tengah naik daun dan sering menjadi perbincangan antara pengobi batu permata. Perburuan pun terus berlanjut, bahkan banyak pedagang yang merasa kewalahan atas tingginya permintaan batu dengan ciri khas warna hijau itu.
Keunikan batu bacan doko atau palamea menjadi alasan banyak kolektor dan penghobi tertarik untuk memiliki batu yang dianggap setara dengan giok itu. Salah satu keunikan yang paling menonjol karena kemampuan batu itu mengkristal secara alami meskipun sudah diangkat dari perut bumi vahkan setelah berupa perhiasan, sehingga banyak yang menyebut batu bacan sebagai batu permata bernyawa dan batu hidup
Batu itu sebenarnya terbagi menjadi 3 janis yaitu Bacan Obi, Doko Dan Bacan Palamea. Ketiga jenis batu tersebut ditemukan dari wilayah yang sama yaitu Maluku Utara. Mekipun ketiganya berasal dari wilayah yang sama namun memiliki karakteristik berbeda satu sama lain, sehingga hanya 2 jenis saja yaang paling terkenal dipasaran.
Cara Membedakan Batu Bacan Doko dan Palamea
Untuk membedakan ke 3 jenis batu itu cukup mudah dan juga bisa dibedakan secara kasat mata terutama warna karena ketihganya memiliki warna yang berbeda.
Batu ini banyak ditemukan di Desa Doko Pulau Kasiruta, Kecamatan Bacan Barat Halmahera Maluku Utara sehingga batu yang dianggap bernyawa tersebut menggunakan nama sesuai ditemukannya.
Bacan Doko memiliki warna hujau bening dan hijau tua agak gelap dan pedagang banyak menyebutnya dengan hijau cincau, tapi jika disenter akan keluar hijau cerah dan termasuk warna yang paling disukai dan digemari banyak kolektor . Bacan doko cincau biasanya lebih cepat mengalami perubahan warna dibandingkan jenis palamea dan berkisar antara 3 hingga 4 bulan warna sudah mulai berubah hijau dari warna sebelumnya yang agak gelap. Semakin cerah warna yang dimiliki maka harganya pun akan semakin mahal.