Petaka Blunder Taktik Aji Santoso, Timnas U-23 Gagal Lolos
Pertandingan antara Korea Selatan U-23 melawan Indonesia U-23 merupakan laga penentu juara Grup H Kualifikasi Piala Asia U-23 2016. Sama-sama berhasil meraih kemenangan pada dua laga sebelumnya, Korea Selatan lebih unggul dalam produktivitas gol dari Indonesia. Sehingga, Garuda Muda membutuhkan kemenangan untuk bisa memastikan lolos secara otomatis ke putaran final di Qatar tahun depan.
Aji Santoso menggunakan skema yang berbeda dari laga sebelumnya, dengan menurunkan Zulfiandi yang menggantikan Hendra Adi Bayauw untuk memperkuat lini tengah bersama Adam Alis dan Paulo Sitanggang. Selain itu, Muchlis Hadi dan Abduh Lestaluhu juga kembali menjadi starter menggantikan Antoni Putro dan Andik Rendika.
Sementara julukan Korsel U-23, Macan Putih, masih menggunakan skema yang sama, namun melakukan banyak perombakan skuat. Shin Tae Yong menurunkan sembilan pemain berbeda dari laga sebelumnya. Hanya kapten Yeon Jeimin dan Lee Chandong yang tidak digantikan.
Paga laga tersebut, Garuda Muda pun harus menerimanya kenyataan takluk 0-4 dari Korsel U-23, dan semua gol lahir di babak kedua. Hasil itu juga membuat Timnas U-23 gagal mendapat tiket lolos ke Piala Asia U-23 2016 yang berlangsung di Qatar.
Sejak awal laga, Korea Selatan langsung menerapkan pressing tinggi di lini pertahanan Indonesia. Pressing yang dilakukan Korea Selatan ini terorganisir dengan sangat baik, satu unit secara kolektif. Kedua gelandang sayap ikut merapat ke tengah dan memberikan ruang kepada kedua bek sayap untuk naik ke depan.
Seluruh pemain tengah juga ikut naik, termasuk kedua bek tengah yang menerapkan garis pertahanan tinggi guna meminimalisir lubang yang terbentuk. Pressing tinggi ini terlihat dari jumlah tekel yang dilakukan lini tengah dan depan Macan Putih yang melebih lini belakangnya, yakni mencapai 18 kali dari total 28 tekel pada babak pertama.
Meskipun demikian, Indonesia masih berhasil lepas dari pressing yang diberikan oleh Korea Selatan karena memiliki teknik individu yang baik. Lini tengah Indonesia beberapa kali mampu lolos dari hadangan lawan dengan kecepatan dan kemampuan dribbling yang mereka miliki. Adam Alis bersama Ahmad Nufiandani menjadi pemain terbanyak di laga itu yang berhasil melewati pemain lawan pada babak pertama, yaitu masing-masing sebanyak tiga kali.