Striker Fernando Torres menjadi eksekutor terakhir Atletico Madrid saat melakoni drama adu penalti kontra Bayer Leverkusen, 18 Maret 2015. Torres menjalankan tugasnya dengan baik sekaligus memastikan Atletico melangkah ke fase perempatfinal, setelah pemain Bayer Leverkusen, Stefan Kießling gagal menendang penalti.
Pemain yang dipinjam dari AC Milan pada jendela transfer musim dingin lalu itu baru dimainkan pelatih Diego Simeone pada menit ke-87, menggantikan mantan bintang Bayern Munich, Mario Mandzukic.
Meski singkat, Torres bahagia dengan kesempatan yang ia dapatkan. Terlebih, Simeone masih memberikan kepercayaan kepadanya menjadi salah satu dari lima eksekutor penalti.
Atletico Madrid merupakan klub profesional pertama Torres. Selama kurun waktu 2001-2007, Torres telah memainkan 214 pertandingan dengan torehan 82 gol. Dan selama itu pula, gelandang 30 tahun itu menjelma menjadi idola dan bintang di Vicente Calderon.
Sinar El Nino di Negeri Andalusia kemudian menembus luas ke daratan Eropa. Klub top Inggris, Liverpool berhasil meminangnya dengan mahar 20 juta pounds. Empat musim berada di Anfield, Torres bergabung ke Chelsea dengan banderol spektakuler, yakni 50 juta pounds.
Sayang, sinarnya tak seterang seperti saat ia berada di dua klub sebelumnya. The Blues pun meminjamkannya ke AC Milan dan melepasnya semusim kemudian. Setelah melanglang buana dengan membela sejumlah klub top Eropa, di hati Torres tampaknya hanya ada nama Atletico.
“Saya senang melihat para fans bahagia sejak pertama hingga menit terakhir. Saya ingin merasakan pengalaman seperti malam ini di Calderon,” tegas Torres, melansir Goal, Rabu (18/3/2015).
“Ketika memasuki ke babak penalti, tim yang lebih tegas yang akan menang,” tuntas pemain Timnas Spanyol itu.