Delay hebat Lion Air tidak hanya berdampak pada penumpang lokal Indonesia. Penumpang asal luar negeri, khususnya turis juga menanggung kerugian yang cukup besar.
Terjadinya delay Lion Air bertepatan dengan peak season libur Tahun Baru Imlek sejak Rabu (18/2) lalu. Tak adanya kejelasan dan koordinasi pihak Lion yang baik membuat penumpang marah hingga menimbulkan kericuhan.
Pantauan detikcom di Terminal III Bandara Soekarno Hatta pada Kamis (19/2), ada banyak turis bule di antara ribuan penumpang Lion Air. Meski tampak resah, mereka terlihat lebih sabar dibanding penumpang-penumpang lokal. Beberapa kali mereka bertanya mengenai bagaimana nasib penerbangannya kepada staf ground. Meski mendapat ketidakjelasan jawaban, para bule ini menerimanya.
Saat kericuhan terjadi pada Kamis (19/2) sore, ada salah satu bule pria turis yang hendak ke Bali bertanya ke mana pimpinan Lion Air kepada staf operasionalnya di saat terjadinya kekacauan. Ia berbicara dengan sabar, tanpa menyalahkan Andi, Chief of Ticketing Lion Air yang saat itu sedang bertugas.
“I know it’s not your fault. But what the reason this delay happened? So where is your manager? We have to hear the reasons? Why he’s not here?” tanya penumpang bule kepada Andi yang tak bisa menjawabnya.
Ada banyak peristiwa mengenaskan yang dialami para bule ini. Tak sedikit yang harus kehilangan tiket pesawat kembali ke negaranya, seperti Australia. Pasalnya mereka harus terbang lewat Bandara Ngurah Rai, Bali, untuk connecting dan jadwalnya tidak terkejar karena delay yang mencapai belasan hingga puluhan jam.
Tiga bule Australia tampak menangis di Bandara Soekarno Hatta karena mereka tak lagi memiliki uang dan tiketnya pulang sudah hangus. Kerugian lain yang ditanggung turis, baik dari luar negeri maupun lokal, juga banyak yang kehilangan uang pemesanan hotel di Bali dan Lombok