Gianluigi Buffon seperti seorang dewa yang dipuja-puja fans I Satu dekade lebih berseragam hitam-putih Juventus, nama Bianconeri. Kiper nomor satu Italia itu juga telah menjadi simbol bagi tim yang bermarkas di J-Stadium.
Usianya kini tak lagi muda, namun Buffon (37 tahun) konsisten mempertahankan penampilannya di antara persaingan kiper-kiper muda Italia.
Dalam satu kesempatan, Buffon duduk bersama fans pada sebuah workshop dengan tema ‘berhadapan secara efisien dengan talenta dan tim.’ Ia pun bercerita bagaimana ia membangun kesuksesannya di masa lalu. Berikut cerita Buffon seperti dilansir dari Football Italia, Rabu (11/2/2015).
“Sebagai anak-anak, saya tergila-gila pada sepakbola seperti kebanyakan anak lainnya dan ingin mereplika pergerakan seorang juara yang bermain untuk tim top. Bersama rekan-rekan, saya belajar untuk berbagi bahasa yang sama.”
“Saya terbiasa untuk mencetak gol, bukan menyelamatkannya! Lalu tiba-tiba di tahun 1990, ayah saya menyarankan saya untuk menjadi kiper, saya pergi ke Parma dan segalanya berubah cepat dari sana.”
“Sebagai pemuda saya jelas gembira sekali, tapi saya juga memiliki arogansi yang membantu saya bertahan di antara pemain senior. Saya selalu percaya diri untuk mengukir sejarah, terima kasih pada kesadaran mengenai betapa bagusnya saya.”
“Saya pemberontak, tapi jika di usia 37 tahun saya masih mempertahankan kepribadian yang sama, saya benar-benar idiot! Saya mungkin menjadi penjaga gawang hebat, tapi Peter Pan yang abadi tak tepat untuk saya.”
“Talenta sejati diturunkan dari orangtua Anda dan merupakan fondasi yang hebat, tapi hal itu harus didukung dengan sebuah ketekunan dan kerja keras, jika tidak, talenta Anda hanya akan bertahan sebentar dan ditakdirkan menuju kehancuran.