Keberuntungan Memihak Arema Cronous Daripada Sriwijaya FC

Tampil Dihadapan ribuan penggemarnya, Sriwijaya tampil dengan begitu mendominasi jalannya pertandingan final SCM Cup 2015 melawan Arema Cronous. Akan tetapi, keberuntungan belum memihak kepada Sriwijaya yang dengan berkali-kali menciptakan peluang bagus. Arema Cronous yang tampil tertekan justru mampu mencetak gol dan menjadi juara SCm Cup 2015.

Jalannya pertandingan

Babak pertama

Kick off! Partai final SCM Cup 2015 dimainkan di Stadion Jakabaring, Palembang. Praktis, menjadi keuntungan tersendiri bagi Sriwijaya yang bermain melawan Arema di hadapan pendukung sendiri.

Sejak menit awal, pertandingan berlangsung dengan tempo yang cukup cepat. Tampak kedua tim sama-sama mengincar gol perdana, yang dapat memuluskan langkah untuk merebut gelar juara turnamen ini.

Cristian Gonzales memiliki peluang matang di menit ke-14. Berawal dari serangan yang dibangun dari sisi sayap kiri Sriwijaya, dan langsung diberikan kepada sang pemain. Sayang tendangan penyerang Timnas Indonesia itu cenderung lemah, hingga mudah ditangkap kiper.

Ancaman tersebut lantas dibalas Ferdinand Sinaga, yang kerap mengancam dari sayap kiri pertahanan Arema. Namun, upaya itu masih bisa diintersep duet Fabiano Beltrame dan Victor Igbonefo dengan sangat baik.

Dari tepi lapangan pelatih Sriwijaya, Benny Dollo terus memompa semangat juang anak-anak asuhannya. Sama halnya dengan juru taktik Singo Edan, Suharno yang juga terlihat memberikan instruksi.

 Ferdinand! Hampir saja membuat Laskar Wong Kito memimpin di mneit ke-35. Berawal dari aksi individu Yohanis Nabar, yang langsung memberikan bola kepada rekannya tersebut. Sayang saat sudah berhasil mengelabui Fabiano, tembakan mantan penyerang Persib Bandung itu masih meninggi di atas gawang Arema.

Meski terus menembar ancaman ke jantung pertahanan Arema, Ferndinand Sinaga dkk belum mampu mendulang angka perdana dalam pertandingan ini. Hingga peliut panjang tanda turun minum dibunyikan, skor 0-0 tetap terjaga.

Babak kedua

Interval kedua bergulir, jalannya pertandingan tak banyak mengalami perubahan. Lagi-lagi Sriwijaya mampu menguasai penguasaan bola lebih banyak, sementara Arema hanya mengandalkan serangan balik.

Yohanis Nabar! Berada di mulut gawang sontekan pemain asal Papua itu masih bisa diblok kiper Arema, Made Wardana di menit 50. Padahal, ia sudah berdiri dalam posisi bebas berkat kemelut tendangan bebas Titus Bonai.

Lima menit berselang peluang tersebut, Asri Akbar mendapatkan kesempatan mencetak gol perdana dalam pertandingan ini. Berawal dari umpan silang Nabar, namun sayang tandukan mantan gelandang Persib itu masih melayang jauh.

Tendangan bola mati, menjadi senjata andalan Arema lantaran minim peluang lewat permainan langsung. Salah satunya peluang Fabiano Beltrame di menit ke-74, yang mengambil eksekusi tendangan bebas. Terlihat keras dan terarah, namun masih bisa ditepis Dian Agus hingga menghasilkan sepak pojok.

Gol! Berawal dari tendangan sudut tersebut pemain pengganti, Gilang Ginarsa berhasil membawa Singo Edan memimpin. Beruntung bagi Arema, mengingat mereka sebelumnya begitu sulit menciptakan ancaman. 0-1 Arema memimpin.

 Tertinggal, serangan yang dilancarkan Sriwijaya semakin menjadi-jadi. Ferdinand tampaknya begitu berambisi ingin menjadi pemecah kebutuan timnya, setelah di menit 80 tendangan ambisiusnya sangat mengancam, meski masih bisa diblok.

Hingga tambahan waktu empat menit yang diberikan sang pengadil lapangan berakhir, skor 0-1 tetap tak beranjak. Sriwijaya yang bermain di hadapan pendukung sendiri, harus tertunduk malu. Sementara Arema yang jarang mendapat peluang matang, beruntung mendapatkan kesempatan mencetak gol.