Di tengah kondisi Inter Milan yang fluktuatif beberapa bulan belakangan, salah satu gelandangnya, Mateo Kovacic, justru menampilkan performa memukau di setiap laga. Tentunya, penampilan konsisten yang ditunjukkan tidak datang begitu saja, dibutuhkan usaha keras guna menggapainya.
Didatangkan dari Dinamo Zagreb pada bursa transfer musim dingin 2013, gelandang asal Kroasia itu diharapkan mampu memberikan penampilan terbaik di tahun pertamanya bersama tim asal Milan tersebut.
Namun, harapan jauh dari kenyataan, pemain berusia 20 tahun itu lebih sering dibangkucadangkan pelatih Nerazzurri saat itu, Andrea Stramaccioni. Melihat kondisi itu, Kovacic bangkit dan mulai mendapat posisi inti di bawah asuhan Walter Mazzari di musim 2013-2014 dan hingga kini La Beneamata diarsiteki Roberto Mancini.
Tentunya ada resep di balik keberhasilan Kovacic bersama Inter dalam dua musim terakhir. Menurutnya, fokus ke pertandingan jadi yang utama dan tidak mengindahkan kritikan yang datang menerpanya.
“Banyak pesepakbola bermain buruk karena terlalu banyak dikritik. Apalagi di Italia banyak sekali orang yang suka mengkritik, saya coba tidak memikirkan hal tersebut,” jelas Kovacic seperti mengutip Sky Sport Italia, Jumat (6/3/2015).
“Banyak pemain baru tiba, tapi kompetisi di Inter sangat sehat dan mereka bisa membantu tim. Saya tidak berpikir sebuah tim besar karena kontribusi satu pemain, melainkan dalam satu unit. Selain itu, saya juga memiliki hubungan yang baik dengan Mancini dan pemain lainnya,”urainya.
Bersama Inter musim ini, Kovavic telah mencetak delapan gol dan dua assist dari 31 penampilan. Menarik disimak kelanjutan karier pemain yang digadang-gadang bisa menjadi pemain terbaik dunia di posisi yang kerap ia tempati, gelandang tengah.