Sejak pertama bergabung dengan Persib, Vladimir Vujovic berhasil menjadi pemain idola dan diandalkan oleh sang
Vlado: Sifat Emosional Bisa Membangunkan Semangat
arsitek Persib Jajang Nurjaman. Pemain asing Persib asal Montenegro itu didatangkan pada awal musim lalu (2013-2014) guna mengisi kekosongan slot center beck yang ditinggalkan Naser Alsebai, Mamam Abdulrahman, Abanda Herman dan Aang
Suparman. Awal kedatangannya memang sempat diragukan, namun perlahan tapi pasti ia pun mulai dapat hati di hati bobotoh.
Awal kedatangannya di Indonesia bersama Persib, Vlado langsung memberikan kontribusi maksimal menggondol piala supremasi tertinggi liga Indonesia ke tanah pasundan. Kini pada tahunnya yang kedua ia mencoba kembali bersama skuat mempertahankan gelar juara dan berprestasi di kancah kompetisi antar klub se-Asia.
Pemilik tinggi badan 190 cm ini mengakui typical permainannya keras dan emoisional. Musim lalu ia mengemas 6 kartu kuning dan 1 kartu merah di ajang Indonesia Super League (ISL). Musim ini di dua kompetisi dan satu laga kualifikasi yang diikuti (QNB League, AFC Cup dan kualifikasi LCA) pemain bernomor punggung 3 ini kantongi 1 kartu kuning. “Dapat kartu kuning tidak akan mengubah cara bermain saya, kadang saya suka emosional di dalam permainan,” ungkapnya pada Kamis (23/4).
Vlado pun menuturkan jika permainan emosional itu harus tetap ada dalam diri setiap pemain namun dengan tidak berlebihan. Menurutnya dengan adanya penekan emosi yang terkontrol terkadang membuat lebih semangat bahkan mampu membangunkan tim dalam sebuah pertandingan. “Orang tidak mengerti disini terkadang semua pemain termasuk saya suka tertidur, tidur disini maksudnya kadang kami tidak siap untuk bermain, jadi dengan reaksi emosional kami dapat membangunkan tim,” tuturnya.
Tidak hanya pemain, pelatih pun terkadang meluapkan sifat emosional di dalam ruang ganti pemain pasca jeda. Peluapan emosi pelatih pun bisa menghentakkan anak asuhnya, sehingga tim berbuat lebih banyak di babak kedua. Terbukti torehan sang arsitek Jajang musim lalu, Persib lebih banyak memasukkan gol di babak kedua dari pada babak pertama.
“Saat kami rasa kurang bermain bagus di babak pertama, saya yakin tidak semua orang tahu apa yang terjadi di dalam ruang ganti saat itu, terkadang pelatih juga emosional kala itu, beberapa pemain kadang baru terbangunkan saat itu,” beber Vlado.