YOGYAKARTA- Obyek wisata di Kota Yogyakarta begitu banyak dan beragam. Mulai wisata sejarah hingga wisata kuliner. Maupun wisata jalan-jalan di kawasan Malioboro.
Kini, untuk menggairahkan wisata di Kota Yogyakarta, khususnya di kawasan sekitar Jalan Malioboro, para wisatawan bisa berkeliling kota dengan menggunakan becak dengan harga supermurah yakni Rp5.000. Bahkan wisatawan akan ditunggu oleh tukang becak sampai seluruh rangkaian tur kotanya selesai.
Misalnya saja saat okezone bertandang ke kawasan Malioboro pada Sabtu 28 Mei malam. Saat itu ada tukang becak langsung menawarkan jasanya. “Mas, mari saya antar keliling kota. Mau beli Gudeg Yogya di Mijilan, mau beli kaos Dagadu, atau mau beli oleh-oleh khas Yogya bakpia pathok, kami antar sampai selesai hanya Rp5.000,” ujarnya.
Akhirnya okezone pun menelusuri kawasan Malioboro dengan menggunakan becak seharga goceng alias Rp5.000. Di tengah perjalanan, tukang becak mengaku bahwa di kawasan Malioboro banyak sekali paguyuban-paguyuban tukang becak, di mana masing-masing paguyuban sudah bekerja sama dengan pihak Dinas Pariwisata untuk memberikan layanan jasanya dengan harga murah. Tujuannya agar wisatawan bisa nyaman mengelilingi berbagai wisata di kota Yogyakarta dengan harga murah.
Hal yang sama juga ditawarkan oleh tukang becak di kawasan alun-alun utara Kraton Yogyakarta. Mereka juga memiliki paket keliling dengan harga murah. Tukang becak yang berada di kawasan alun-alun utara Kraton menawarkan paket goceng untuk bekeliling tembok Kraton Yogyakarta dan juga wisata kuliner serta belanja oleh-oleh khas Yogya di sekitar Kraton Yogyakarta.
“Kami akan menunggu sampai semua yang ingin dilihat dan dibeli oleh wisatawan selasai. Tiga jam pun tidak ada masalah,” terang salah satu tukang becak di alun-alun utara Kraton. Namun tidak ada salahnya bagi wisatawan yang akan memberikan tambahan uang jasa kepada sang tukang becak, karena rute yang dilalui memang cukup jauh.
Wisata murah meriah ini memang dimaksudkan untuk kembali menggairahkan wisata di Kota Pendidikan ini. Karena pascaerupsi Merapi pada akhir 2010 silam, masih banyak wisatawan yang mengaku takut untuk berkunjung ke kota ini.