Identitas ibu dan anak laki-laki yang tak bisa bicara dan kerap berperilaku aneh di ruang isolasi RSUD Zainoel Abidin, Banda Aceh mulai terungkap. Keduanya merupakan Asiah dan anaknya Nasiran, warga Gampong Ie Mirah, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya.
“Mereka memang tinggal di sana (Ie Mirah), tercatat di KK,” kata pegawai Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya perwakilan Banda Aceh, Zaiti kepada Okezone, Senin (11/5/2015).
Perempuan yang akrab disapa Nonong ini membantah bahwa ibu dan anak itu tinggal di hutan, dan ditemukan oleh penambang batu giok, seperti informasi yang beredar di masyarakat. Dia juga tak sepakat kalau keduanya disebut manusia aneh.
Menurutnya Asiah yang tuna rungu sejak lahir, dan anaknya Nasiran selama ini tinggal disebuah gubuk di Ie Mirah, kampung yang berbatasan dengan belantara. “Tidak benar kalau mereka dibilang tinggal di hutan,” ujarnya.
Asiah diduga tak diterima keluarganya setelah melahirkan Nasiran. “Dulu katanya mereka sempat tinggal di rumah neneknya (Asiah), tapi waktu usia Nasiran lima tahun, nenek itu kemudian meninggal. Mereka tinggal digubuk,” kata Zaiti.
Selama tinggal digubuk Nasiran diduga tak memiliki asupan gizi yang cukup. Bahkan sekira empat bulan lalu, ia mengalami diare berat. “Dia kemudian dibawa ke puskesmas sama mak ciknya (bibi-red),” tutur Zaiti.
Dari puskesmas kemudian dirujuk ke RSU Teungku Peukan, Blangpidie, Aceh Barat Daya dan sempat dibawa ke RSUD Zainoel Abidin. Keluar dari rumah sakit, Nasiran sempat dititip di Rumah Sejahtera Darussa’dah milik Dinas Sosial, Lampeuneurut, Aceh Besar.
Beberapa waktu lalu, kata Zaiti, Nasiran kembali sakit dan dibawa ke RSU Teungku Peukan dan kini perawatannya ditangani lagi pihak RSUD Zainoel Abidin. Meski sudah dua kali dirawat, ibu dan anak itu juga tak didampingi keluarga. “Tapi dia masih punya keluarganya,” pungkasnya.