Gaji yang belum dibayar oleh Pelita Bandung Raya (PBR) kepada para pemain membuat sang pelatih, Dejan Antonic, mengambil sikap cukup nekat. Dejan meminta langsung match fee untuk diberikan kepada para pemain dan ofisial usai PBR mengikuti turnamen Bali Island Cup awal Maret 2015.
Gara-gara tindakannya tersebut, Dejan pun disebut arogan oleh sejumlah orang dalam manajemen PBR. Bahkan, mundurnya Marco Gracia Paulo dari jabatan direktur PBR disebut-sebut juga dikarenakan perbedaan pendapat dengan pelatih asal Serbia tersebut.
Namun, Dejan sendiri membantah bahwa dia memiliki masalah sehingga membuat Marco Gracia mengundurkan diri. Dia juga sama sekali tak masalah, bila sikapnya yang mengambil match fee Bali Island Cup untuk anak-anak asuhannya disebut arogan oleh manajemen.
“Itu tidak benar. Saya sudah baca beritanya, tidak masalah. Saya bangga karena saya arogan dan disebut arogan gara-gara meminta langsung match fee untuk para pemain serta ofisial,” terang Dejan, saat dihubungi Liputan6.com, Senin 23 maret 2015.
Dalam kondisi normal, biasanya match fee yang didapat sebuah klub akan masuk ke kas manajemen terlebih dahulu sebelum akhirnya dibagikan kepada pelatih dan pemain. Tidak digajinya para pemain dan ofisial PBR selama dua sampai tiga bulan membuat Dejan mengambil langkah tersebut, yang kemudian membuat manajemen klub berjuluk The Bhoys are Back itu kesal.
“Saya akan memaafkannya, yang menyebut saya arogan, karena orang baik itu memaafkan dan memberikan kesempatan kedua pada orang lain,” tutur pelatih berusia 46 tahun ini.