Faktor Psikologis Mempengaruhi Balita Susah Makan

“Balita susah makan” Kata tersebut sering menjadi perbincangan yang sering dikeluhkan para bunda. Memang fase ini merupakan suatu permasalahan klasik yang hampir dialami orang tua atau pengasuh bayi. Mengingat begitu pentingnya asupan makanan yang akan memenuhi nutrisi balita maka banyak cara yang dapat dilakukan para orang tua khususnya para bunda mengatasi masalah tersebut. Namun sejauh manakah pemahaman orang tua mengenali masalah tersebut sehingga tahu cara mengatasinya secara tepat dan cepat serta tidak mengganggu perkembangan bayi secara psikologis.

Permasalahan psikologis inilah yang kadang orang tua, khususnya para bunda sering mengabaikannya, sehingga tatkala orang tua merasa stress dan kaku dalam menangani masalah balita susah makan. Kesabaran, ketekunan dan kedekatan secara emosional antara bayi dan bunda menjadi kunci menangani masalah ini. Faktor lainnya ialah ada sebagian orang tua yang tidak mengetahui makanan kesukaan balita sehingga mereka pada saat makan merasa tidak nyaman dan tidak lahap. Jika hal ini berlangsung secara lama dan dianggap biasa, bisa berakibat fatal yang akhirnya akan mengganggu tumbuh kembang balita secara maksimal. Pendekatan psikologis ini yang coba penulis kupas, karena masalah ini jarang diketahui  semua orang tua.

Untuk mencari ujung pangkal masalah ini secara psikologis kadang hanya dijadikan sebagai keranjang sampah karena rata-rata para bunda tidak memahami balita secara psikologis. Oleh karena itu balita yang mengalami gangguan psikologis dalam kesulitan makan, perlu upaya pengamatan yang cermat. Hal tersebut bisa dilakukan orang tua dengan bekerjasama dengan psikiater/psikolog. Misalnya balita yang sulit makan disebabkan karena sikap negatifisme (fobia terhadap nasi), menarik perhatian, perasaan lain pada anak, anak yang rewel, meniru pola makan orang tua merupakan faktor yang sering menyebabkan balita susah makan. Setelah menganalisis psikologis anak tersebut para psikiater akan mengeluarkan solusi yang harus dilakukan para bunda agar anak-anak mereka tidak lagi susah makan.

Proses analisis terhadap psikologis balita susah makan ini dilakukan bagi balita yang benar-benar sulit makan dengan kata lain sudah kronis. Ini pun setelah dianalisis dari berbagai factor baik dari luar maupun dari dalam. Jika faktor-faktor tersebut tidak memenuhi baru dianalisis dari segi psikologis.