Bioritmik yang Diterapkan Pelatih Fisik Persib

Mengenal Bioritmik yang Diterapkan Pelatih Fisik Persib
Mungkin sebagian orang, bahkan pemain sepakbola, belum mengenal apa itu bioritmik. Ya, istilah ini adalah siklus naik-turun emosi, mood dan fisik semua orang. Pelatih fisik Persib Yaya Sunarya menggunakan metode ini guna mengetahui kondisi prima pemainnya. Kondisi pemain yang sedang merasa happy atau bad mood bakal mempengaruhi performa sang seniman lapangan saat bermain dalam suatu pertandingan. Hal tersebut adalah normal, semua orang memiliki siklus irama tubuh yang mengalami fluktuasi.

Metode ini dilakukan Yaya Sunarya guna memberikan rekomendasi siap-tidaknya pemain berlaga dalam satu pertandingan kepada pelatih kepala, Jajang Nurjaman. Ada 3 siklus utama dalam bioritmik, yaitu siklus fisik, emosi dan intelektual. Kalkulasi seseorang dalam puncak siklus terbaik disesuaikan dengan tanggal lahir pemain.

“Sepakbola itu heterogen, ada yang namanya bioritmik. Di situ kita bisa lihat berdasarkan kelahiran dari tanggal kelahiran itu secara bioritmik kita bisa tahu,” ungkap Yaya di Mess Persib, Rabu (22/4).

Jika hasil perhitungan bioritmik pemain dalam kondisi down atau bad mood, Yaya Sunarya biasanya akan melakukan pendekatan secara psikologis kepada pemain tertentu. Salah satunya dengan memberikan pengarahan sesuai kondisi fisik, emosi dan intelektualnya. “Misal psikologis dan fisik sedang bagus tapi emosi sedang tinggi kita berikan pengarahan, dengan menyarankan pemain untuk lebih berhati-hati dan jangan meladeni bila permainan lawan menjurus kasar,” bebernya menjelaskan.

Kondisi pemain yang sedang mengalami penurunan 1 siklus bioritmik bakal mempengaruhi 2 siklus bioritmik yang lainnya. Sehingga pelatih harus bisa menjabarkan kondisi pemainnya melalui gerak tubuh, respon dan raut muka. “Memang relatif berpengaruh, tapi tidak berpengaruh besar. Misalkan bila psikis turun, maka bisa mengurangi kondisi fisik. Harus tahu dan perlu tahu, dalam artian psikologis melalui raut muka dan sikap,” papar pelatih jebolan FPOK UPI ini.

Lebih lanjut Yaya mengakui bila metode ini sudah mulai ia terapkan saat menangani Persib di Ligina 2002/03. Kala itu ia mendampingi sang pelatih kepala Marek Andrzej Sledzianowski. “Dulu sekitar tahun 2002 waktu saya pertama di Persib, saya punya pelatih Marek punya tabel bioritmik, dia sudah menggunakan itu,” tandas Yaya.